Oleh
Ivan Fanani Qomusuddin
Abstrak (Download Jurnal)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat kinerja dan harapan pelayanan akademik yang diberikan oleh STIT Attaqwa
Ciparay Bandung kepada mahasiswa; dan untuk mengetahui kepuasan mahasiswa
terhadap layanan akademik yang diberikan oleh Stit Attaqwa Ciparay Bandung. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode survei dengan menyebarkan kuesioner Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Stit Attaqwa Ciparay Bandung program
studi PAI yang berjumlah 565 mahasiswa, dengan taraf kesalahan 10% sehingga
sampel diperoleh sebesar 85 mahasiswa berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan rumus Yamane.
Kualitas layanan akademik diukur dengan
menggunakan metode Service Quality yang meliputi 5
faktor yaitu: Tangibles (Fisik,
Peralatan, Personil),
Reliability (kehandalan), Responsiveness (Tindakan balik), Assurance (Jaminan), Emphaty (Kepedulian). Metode Service Quality (Servqual) mencakup
perhitungan perbandingan diantara nilai yang diberikan mahasiswa untuk setiap
pasang pernyataan (item) berkaitan dengan kinerja dan harapan.
Hasil perhitungan
memperlihatkan bahwa secara umum kinerja layanan akademik STIT Attaqwa
Ciparay Bandung (67%) lebih rendah dibandingkan kualitas layanan yang
diharapkan (88%). Walaupun demikian, kualitas layanan yang diberikan secara
umum dinilai berada diatas kualitas layanan minimum yang ditetapkan “cukup
baik”. Kepuasan mahasiswa adalah sebesar 76%, ini berarti sebagian
mahasiswa merasakan kurang puas terhadap layanan akademik yang diberikan oleh
STIT Attaqwa Ciparay Bandung. Namun jika dilihat selisih yang diharapkan tidak
terlalu jauh, nilai 67% cukup bagus atau puas dari segi ini sebab nilai yang
diharapkan adalah 88%. Terdapat 4 point yang harus menjadi prioritas perbaikan
berdasarkan nilai servqual kinerja
yang dibawah nilai servqual (layanan
kualitas) minimum yang ditetapkan (60%) yaitu ruang kelas yang nyaman dan
memadai ketersedian kamar mandi & toilet, ketersedian ruang perpustakaan,
koleksi buku perpustakaan yang lengkap. Hal perlu yang perlu dipertahankan
antara lain : penampilan dosen dan staf administrasi yang rapi, mendapat
kemudahan regestrasi mahasiswa baru, kemudahan pembayaran SPP setiap semester,
dan kemudahan prosedur pengisian KRS,
dan kesopanan dan keramahtamahan dosen
dan staf.
Kata Kunci
: Kepuasan Mahasiswa, Service Quality
A.
Pendahuluan
Perguruan
tinggi memegang peranan yang cukup penting dalam rangka mencerdaskan
pemuda-pemudi dengan membina mahasiswa-mahasiswi menjadi insan yang berguna
bagi bangsa dan negara. Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di
Indonesia saat ini tumbuh subur bagaikan jamur di musim hujan. Menurut data
Ringkasan Statistik Pendidikan Indonesia tahun 2011/2012 yang dikeluarkan oleh
Ministry of Education and Culture diperoleh saat ini jumlah Perguruan Tinggi
Swasta (PTS) di Indonesia sekitar 3.078 institusi, mengalami perkembangan
sekitar 6,43% bila dibandingkan dengan jumlah Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
3 tahun kebelakang 2008/2009 yang
berjumlah 2892 instansi. Tentu saja, pertumbuhan jumlah PTS yang signifikan itu
menimbulkan persaingan yang tinggi diantara pelakunya.
Perguruan
tinggi harus melakukan langkah antisipasi guna menghadapi persaingan yang
semakin kompetitif serta bertanggung jawab untuk menggali dan meningkatkan
segala aspek pelayanan yang dimilik, termasuk dalam hal pelayanan akademik. Pelayanan akademik dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh
perguruan tinggi untuk memberikan kemudahan pada pemenuhan kebutuhan mahasiswa
dalam hal yang berkaitan dengan kegiatan akademik. Sejalan dengan hal tersebut,
perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan tinggi
mempunyai tanggung jawab dalam menyiapkan sebagian besar lulusannya untuk menjadi lulusan yang berkualitas, yaitu
profesional dan kompeten.
Kualitas pelayanan merupakan suatu
driver kepuasan yang bersifat multidimensi. Sebuah perusahaan/organisasi yang bersedia
memberikan kualitas pelayanan yang baik pastinya akan memperoleh
tanggapan-tanggapan yang baik pula dari pengguna jasanya. Dikarenakan kualitas
pelayanan yang baik bukanlah berdasarakan sudut pandang/persepsi penyedia jasa
(Universitas) melainkan berdasarkan sudut pandang/persepsi pengguna
jasa(mahasiswa).Hal ini disebabkan pengguna jasa (mahasiswa) yang mengkonsumsi
serta yang menikmati jasa layanan
. Kepuasan dari sisi konsumen (mahasiswa) dipandang baik apabila memenuhi apa
yang mereka harapkan, sebaliknya pelayanan akan dipersepsikan buruk apabila
tidak memenuhi yang mereka harapkan (Kotler, 2000: 45). Kepuasan pelanggan
(mahasiswa) sebagai persepsi terhadap produk atau jasa yang telah memenuhi
harapannya. Teori consumer behavior menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah
persepektif pengalaman konsumen (mahasiswa)
setelah mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa. (Oliver,1993:
65).
STIT Attaqwa Ciparay Bandung sebagai satu institusi pendidikan tinggi diharapkan
mampu menyelenggarakan pendidikan secara profesional. Pengelolaan
pendidikan harus diimbangi dengan pemberian pelayanan yang baik, megikuti
aturan akademik yang telah ditetapkan, sebagai dasar untuk dilaksanakan oleh
seluruh civitas akademika yaitu staf administrasi, dosen, mahasiswa dan
manajemen pengelola pendidikan ini. Untuk dapat mensinkronisasikan peraturan
akademik tersebut dengan tujuan yang diharapkan diperlukan adanya komitmen yang
kokoh dari masing-masing pihak yaitu mahasiswa, dosen, staf administrasi dan
manajemen untuk melaksanakan dan mengevaluasi aktifitasnya sehingga
tujuan dapat tercapai sesuai dengan visi dan misi lembaga ini.
Prioritas dibidang pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa
tentunya adalah bidang pelayanan akademik. Jasa pelayanan akademik yang
berkualitas, diharapkan mampu memberikan kepuasan mahasiswa, dan mahasiswa
penerima layanan dapat memberikan evaluasi atas jasa layanan yang diterimanya.
Kedua belah pihak mempunyai hubungan timbal balik sehingga masing-masing pihak
memperoleh kepuasan yang sama. Kepuasan mahasiswa
pada dasarnya merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja atau hasil yang dirasakan oleh para mahasiswa dengan apa yang
diharapkan. Kepuasan mahasiswa menggambarkan besarnya pemenuhan harapan-harapan
atas pelayanan yang diberkan kepada mereka oleh pihak perguruan tinggi.
Pengukuran kepuasan mahasiswa akan dilakukan dengan menggunakan metode
ServQual. Metode ini didasarkan pada skala multiitem yang
dirancang untuk mengukur harapan dan persepsi mahasiswa. Metode ServQual merupakan
konsep yang paling banyak di gunakan oleh pelaku bisnis di seluruh dunia yang
berkecimpung dalam hal pelayanan pengguna jasa (Irawan, 2002:57). Konsep ini
dikembangkan oleh Parasuraman, Berry, dan Zeithmal sejak 15 tahun yang lalu.
Ketika pertama konsep ini di formulasikan terdapat 10 dimensi. Setelah itu
disederhanakan menjadi 5 dimensi yakni :
- Bukti fisik/wujud(Tangibles) adalah berkenaan dengan
daya tarik fasilitas fisik, antara lain : Ruang
kelas yang nyaman dan memadai, Ketersedian area parkir,
Ketersedian fasilitas ibadah (mesjid), Ketersedian
kamar mandi & toilet, Ketersedian ruang
perpustakaan, Ketersedian fasilitas Hotspot & wifi Gratis,
Penampilan dosen dan staf administrasi yang rapi, Ruang administrasi
dan dosen yang memadai.
- Kehandalan (Reliability),
yaitu kemampuan untuk memenuhi janji pelayanan yang dijanjikan dengan
akurat, tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu
yang disepakati, antara lain : Kemudahan
akses mendapatkan informasi akademik, Dosen / pengajar memiliki
kemampuan menguasai materi perkuliahan sesuai dengan keahliannya,
Kemudahan regestrasi mahasiswa baru, Koleksi buku perpustakaan
yang lengkap, Ketersedian modul/bahan ajar, Kehadiran dosen
dikelas sesuai jadual, Kemudahan pembayaran SPP
setiap semester, Kemudahan prosedur pengisian
KRS,
Dosen mudah ditemui pada saat proses bimbingan atau konsultasi.
- Empati (Empathy) berarti perhatian secara individual yang diberikan kepada pengguna jasa(keramahtamahan)
dan berusaha untuk memahami keinginan dan kebutuhan serta mampu menangani
keluhan pengguna jasa secara baik dan tepat, antara lain : Terdapat penghargan bagi mahasiswa berprestasi, Pemberian
beasiswa untuk mahasiswa tidak mampu, Pemberian
sanksi bagi mahasiswa yang melanggar aturan akademik, Pemberian
remedial bagi mahasiswa yang kurang nilainya, Memberikan
komunikasi yang efektif kepada mahasiswa baik yang berkaitan dengan
akademik ataupun administrasi.
- Daya Tanggap (Responsiveness) yaitu menggambarkan keinginan untuk membantu dan untuk menyediakan layanan yang cepat dan tepat, antara lain : Terdapat
kegiatan bimbingan akademik selama mahasiswa menjalani proses perkuliahan, Keluhan mahasiswa di respon dengan baik dan cepat, Pelayanan yang ramah dan sopan kepada mahasiswa serta selalu siap
menolong, Memberikan perhatian secara individu kepada mahasiswa.
- Jaminan (Assurance),
mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para
staf, bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan, antara lain : Ketepatan waktu mahasiswa mendapatkan nilai, Ketepatan
waktu pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan, Kesopanan
dan keramahtamahan dosen dan staf, Kurikulum
sesuai kebutuhan mahasiswa, Kesesuaian
materi perkuliahan dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP), Proses perkuliahan yang aman dan nyaman, Kesesuaian
materi ujian dengan materi kuliah, Waktu belajar
sesuai dengan jadual kuliah yang telah ditetapkan.
B.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan
menyebarkan kuesioner. Metode ini digunakan untuk mengukur kepuasan
mahasiswa terhadap Layanan akademik yang dialami (kinerja) dengan pelayanan
yang diharapkan (harapan) sesuai dengan indikator kualitas layanan yaitu Tangibles
(Fisik, Peralatan, Personil), Reliability
(kehandalan), Responsiveness (Tindakan balik),
Assurance (Jaminan), Emphaty
(Kepedulian).
Waktu penelitian berlangsung selama kurang lebih satu bulan, yakni pada
bulan November 2014. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah (STIT) Attaqwa Ciparay Bandung dan yang menjadi objek penelitian
adalah Mahasiswa Program studi Pendidikan Agama Islam STIT) Attaqwa Ciparay
Bandung, jl. Babakan Tarogong- Lio No. 12 Ciparay Kabupaten Bandung 40381.
Adapun langkah-langkah penelitianya sebagai berikut :
1.
Perumusan masalah dan penentuan tujuan
penelitian berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi. Hal
tersebut mempengaruhi cakupan penelitian yang akan diteliti.
2.
Studi pustaka, dilakukan untuk mencari
referensi teori dari buku, makalah yang berkaitan dengan pengukuran kepuasan
kualitas layanan akademik ataupun penentuan faktor-faktor kualitas layanan
akademik yang akan digunakan dalam penyusunan instrumen penelitian.
3.
Teknik Pengumpulan data, dalam pengumpulan data ini menggunakan
angket yakni pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah daftar pertanyaan
kepada semua responden.
4.
Penentuan Populasi
dan sampel, Populasi dalam penelitian ini berjumlah 565 mahasiswa dengan taraf
kesalahan 10% sehingga berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Yamane diperoleh sampel sebesar 85
mahasiswa.
5.
Pengolahan data,
pengolahan data dilakukan untuk mengukur kepuasan mahasiswa terhadap layanan
akademik dengan menggunakan metode service
quality (Servqual).
6.
Analisis data, analisis data berkaitan dengan analisis
hasil pengukuran kepuasan mahasiswa terhadap layanan layanan akademik
C.
Pengolahan dan Pembahasan
Service Quality
(Servqual) merupakan alat yang berguna untuk mengukur
harapan dan kinerja konsumen
(mahasiswa). Evaluasi kualitas layanan akademik STIT Attaqwa Ciparay Bandung
menggunakan model Service Quality
(Servqual) mencakup perhitungan perbedaan diantara nilai yang diberikan
mahasiswa untuk setiap pasang pernyataan (item) berkaitan dengan kinerja dan
harapan. Langkah-langkah perhitungan Service
Quality (Servqual) adalah sebagai berikut :
1.
Perhitungan Service Quality (Servqual) dari masing-masing sub faktor Tangibles
(Fisik, Peralatan, Personil), Reliability
(kehandalan), Responsiveness (Tindakan balik),
Assurance (Jaminan), Emphaty
(Kepedulian). Service
Quality (Servqual) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
2.
Perhitungan Service Quality (Servqual) secara keseluruhan dari pembangun
kepuasan mahasiswa faktor Tangibles (Fisik, Peralatan,
Personil), Reliability (kehandalan), Responsiveness
(Tindakan balik), Assurance (Jaminan), Emphaty (Kepedulian).
3.
Perhitungan kepuasan mahasisswa terhadap
layanan akademik yang diberikan oleh STIT Attaqwa Ciparaya Bandung, dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
Hasil perhitungan
memperlihatkan bahwa kinerja layanan akademik faktor tangible STIT Attaqwa Ciparay Bandung (64%) lebih
rendah dibandingkan kualitas layanan akademik yang diharapkan (91%). Walaupun
demikian, kualitas layanan yang diberikan secara umum dinilai berada diatas
kualitas layanan akademik minimum yang ditetapkan (60%) “cukup baik”. Kepuasan
mahasiswa faktor Tangible dengan membandingkan kedua nilai servqual
kinerja dan harapan, maka dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan yang
dirasakan adalah sebesar 71%, ini berarti sebagian mahasiswa merasakan kurang
puas terhadap layanan akademik yang diberikan oleh STIT Attaqwa Ciparay
Bandung. Hal ini bisa terlihat ketidakpuasan mahasiswa terhadap ruang kelas
yang belum nyaman dan memadai (kinerja 58%), ketersedian kamar mandi &
toilet (kinerja 52%), dan ketersedian ruang perpustakaan (kinerja 37%).
Variabel Penampilan dosen dan staf administrasi yang rapi mendapat nilai score
terbesar atau kinerja terbesar, sehingga memberikan tingkat kepuasan 94% atau “baik”.
Kinerja layanan akademik
faktor Reliablity STIT Attaqwa Ciparay Bandung (61%) lebih rendah dibandingkan kualitas
layanan akademik yang diharapkan (80%). Walaupun demikian, kualitas layanan
yang diberikan secara umum dinilai berada diatas kualitas layanan akademik
minimum yang ditetapkan (60%) “cukup
baik”. Kepuasan mahasiswa adalah sebesar 76%, ini berarti sebagian
mahasiswa merasakan kurang puas terhadap layanan akademik yang diberikan oleh
STIT Attaqwa Ciparay Bandung. Namun jika dilihat selisih yang diharapkan tidak
terlalu jauh, nilai 61% cukup bagus atau puas dari segi ini sebab nilai yang
diharapkan adalah 80%, hanya variabel koleksi buku perpustakaan yang belum
lengkap (38%) berada dibawah nilai batas minimum yang ditetapkan. Variabel
kemudahan regestrasi mahasiswa baru, kemudahan pembayaran SPP setiap semester,
dan kemudahan prosedur pengisian KRS
memiliki tingkat kepuasan yang “baik”, mendapatkan tingkat kepuasan diatas 90%.
Kinerja layanan akademik
faktor Responsiveness (70%) lebih rendah dibandingkan kualitas layanan akademik yang
diharapkan (89%). Walaupun demikian, kualitas layanan yang diberikan secara
umum dinilai berada diatas kualitas layanan akademik minimum yang ditetapkan
(60%) “cukup baik”, tidak ada kinerja faktor Responsiveness yang berada dibawah nilai
60%. Begitu juga dengan Kinerja layanan akademik faktor Empathy (70%) secara umum dinilai berada diatas
kualitas layanan akademik minimum yang ditetapkan (60%) “cukup baik”. Hanya saja variabel terdapat penghargan bagi
mahasiswa berprestasi, dan pemberian sanksi bagi mahasiswa yang melanggar
aturan akademik perlu ada perhatian karena nilai tersebut hampir mendekati
nilai 60%.
Kinerja layanan akademik
faktor Assurance (Jaminan) STIT Attaqwa Ciparay Bandung (72%) lebih rendah dibandingkan
kualitas layanan akademik yang diharapkan (92%). Walaupun demikian, kualitas
layanan yang diberikan secara umum dinilai berada diatas kualitas layanan
akademik minimum yang ditetapkan (60%) “cukup
baik”. Kepuasan mahasiswa adalah sebesar 78%, ini berarti sebagian
mahasiswa merasakan kurang puas terhadap layanan akademik yang diberikan oleh
STIT Attaqwa Ciparay Bandung. Namun jika dilihat selisih yang diharapkan tidak
terlalu jauh, nilai 72% cukup bagus atau puas dari segi ini sebab nilai yang
diharapkan adalah 92%, hanya variabel ketepatan waktu mahasiswa mendapatkan
nilai, proses perkuliahan yang aman dan nyaman, ketepatan waktu pelayanan
sesuai dengan yang dijanjikan, dan waktu belajar sesuai dengan jadual kuliah
yang telah ditetapkan perlu ada perhatian karena nilai tersebut hampir
mendekati nilai 60%. Kesopanan dan keramahtamahan dosen dan staf
memberikan tingkat kepuasan terbesar.
Secara keseluruhan
kinerja layanan akademik STIT Attaqwa Ciparay Bandung (67%) lebih
rendah dibandingkan kualitas layanan yang diharapkan (88%). Walaupun demikian,
kualitas layanan yang diberikan secara umum dinilai berada diatas kualitas
layanan minimum yang ditetapkan “cukup baik”. Kepuasan mahasiswa
adalah sebesar 76%, ini berarti sebagian mahasiswa merasakan kurang puas
terhadap layanan akademik yang diberikan oleh STIT Attaqwa Ciparay Bandung.
Namun jika dilihat selisih yang diharapkan tidak terlalu jauh, nilai 67% cukup
bagus atau puas dari segi ini sebab nilai yang diharapkan adalah 88%. Terdapat
4 point yang harus menjadi prioritas perbaikan berdasarkan nilai servqual kinerja yang dibawah nilai servqual (layanan kualitas) minimum yang
ditetapkan (60%) yaitu ruang kelas yang nyaman dan memadai ketersedian kamar
mandi & toilet, ketersedian ruang perpustakaan, koleksi buku perpustakaan
yang lengkap
D.
Kesimpulan dan Saran
Dari pembahasan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut
:
1. Kualitas layanan
akademik yang diberikan oleh STIT Attaqwa Ciparay
Bandung secara umum cukup baik, namun masih dibawah kualitas minimum yang
diharapkan oleh mahasiswa untuk setiap variabel yang diteliti.
2. Tingkat kepuasan mahasiswa adalah sebesar 76%, ini berarti sebagian
mahasiswa merasakan kurang puas terhadap layanan akademik yang diberikan oleh
STIT Attaqwa Ciparay Bandung. Namun jika dilihat selisih yang diharapkan tidak
terlalu jauh, nilai 67% cukup bagus atau puas dari segi ini sebab nilai yang
diharapkan adalah 88%.
3. Terdapat 4 point yang harus menjadi prioritas perbaikan berdasarkan
nilai servqual kinerja yang dibawah
nilai servqual (layanan kualitas)
minimum yang ditetapkan (60%) yaitu ruang kelas yang nyaman dan memadai
ketersedian kamar mandi & toilet, ketersedian ruang perpustakaan, koleksi
buku perpustakaan yang lengkap.
4.
Hal perlu yang perlu dipertahankan antara lain
: penampilan dosen dan staf administrasi yang rapi, mendapat kemudahan
regestrasi mahasiswa baru, kemudahan pembayaran SPP setiap semester, dan kemudahan prosedur pengisian KRS, dan kesopanan dan keramahtamahan dosen dan staf.
Adapun saran-saran yang
bisa diberikan penulis kepada pihak manajemen
STIT Attaqwa Ciparay Bandung untuk melakukan
perbaikan kualitas layanan akademik sebagai berikut :
1. Melakukan perbaikan secara bertahap yang dimulai dari berdasarkan
nilai servqual yang terkecil yaitu
menyediakan ruang perpustakaan dengan koleksi buku yang lengkap.
2. Melakukan pengembangan layanan akademik yang lebih efesien dan efektif
guna meningkatkan kualitas proses pembelajaran di STIT Attaqwa Ciparay Bandung,
yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai mutu perguruan tinggi.
3. Untuk mendapatkan
respon positif dan membangun dari alumni dan dosen STIT Attaqwa Ciparay Bandung penulis merekomendasikan untuk melakukan
pengukuran kepuasan alumni dan dosen.
Daftar Pustaka
Chang Zeph Yun, et. al., Kualitas Global Manajemen Kualitas Total
(TQM) di Singapura Airlines (SIA), Jakarta: Pustaka Delapratasa, 1998.
Edward Sallis, Total Quality management in Education,
Jogjakarta: IRCiSoD, 2007, Cet. V.
Fandy
Tjiptono, Prinsip-prinsip Total Quality Service, Yogyakarta : CV An
Offset, 2005.
Gempur Santoso, Fundamental Metodologi Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta : Prestasi Pustaka Publiser, 2007.
Iskandar, Metodologi Penelitian
Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif & Kualitatif), Jakarta: Gaung Persada
Press, 2010
J. Paul Peter, Consumer Behavior, Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
J. Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2006.
Kotler, Philips. 1997, “Manajemen
pemasaran; Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan control”, Edisi ke-6,
jilid 1, PT. Prehallindo, Jakarta.
Ministry of Education and Culture “Indonesia
Educational Statistics In Brief = Ringkasan Statistik Pendidikan Indonesia
2011/2012”, Jakarta: MOEC, 2012.
Mohammad Solihin (053311223) dengan judul “Kepuasan Mahasiswa
terhadap Layanan Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang Tahun Ajaran 2010/2011” Skripsi IAIN Walisongo Semarang,
Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah, 2011.
Riduwan, Pengantar
Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis,
Bandung:Alfabeta, 2009.
________, Skala
Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung:Alfabeta, 2003.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka
Cipta, 2006
Supeno Djanali, Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Confidence)
Pendidikan Tinggi Bidang Akademik, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2003.
Suranto,
Manajemen Mutu Dalam Pendidikan, Semarang: CV. Ghyyas Putra, 2009.
Zeithami, Valarei A., Mary jo Bitner, 2004, Service Marketing:
Integrating Customer Focus Across The fim, 3rd Ed., Mc Graw Hill, New Yor.
Zulhan
Yamit, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, Yogyakarta: Ekonisa, 2001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar